Kamis, 13 Desember 2012

UANG

05 DESEMBER 2012
@adharta.com

Uang bisa membeli segalanya kecuali cinta


uang-koin-100-000Seminggu ini kita disibukkan dengan berita sanering (pemotongan nilai uang) dari Rp. 1.000,- menjadi Rp. 1,-. Seperti kejadian 40 tahun dan 50 tahun yang lalu. Indonesia pernah mengalami uang bisa digunting bagi dua jadi kalau Rp. 100.000,- digunting maka nilainya tetap berlaku separuh, lalu tahun 1966 Uang Rp. 1000,- menjadi Rp. 1,-
Saya tidak mengerti soal uang, tapi saya merasakan dampak dari sanering ini, yang terang banyak yang menderita khususnya orang kecil, karena negara akan mengalami inflasi besar-besaran. Orang yang punya uang atau deposito bakalan mengalami masalah karena jatuhnya nilai mata uang secara drastis.
Memang uang adalah uang. Uang bisa buat susah bisa buat senang. Uang bisa buat selamat bisa buat celaka. Mengapa uang begitu kuat menguasai kehidupan manusia? Tanpa uang seakan-akan tamatlah sudah kehidupan ini. Semua butuh uang, sampai kalau kita bilang “It’s not a matter of money” kita sudah bicara tentang money atau uang.
Sedemikian kuatnya pengaruh uang terhadap manusia sampai merontokkan pemikiran hiidup sekalipun dalam bidang rohani. Apa yang terjadi kalau gereja tidak. ada uang karena kantong kolekte kosong! Tidak terbayangkan.
Pemikiran saya sebagai berikut. Pertama, uang itu adalah suatu alat untuk mencapai suatu kebutuhan, tapi penyalahgunaan uang bisa berdampak bagi kehidupaan kita. Sampai bisa menjual diri demi uang. Oleh karena itu, uang harus ditempatkan dalam proporsi tersendiri dalam kehidupan. Jadi, saat pemakaiannya juga secara terpisah dan dikelola secara baik. Ambil contoh kita punya uang 10 juta maka letakkan uang itu di tempat tersendiri. Anggap kita tidak memilikinya, sehingga uang itu tidak menguasai kita tetapi kita yang menguasainya. Lalu kita tentukan penggunaannya. Untuk makan, sewa rumah, kepentingan anak dan semua pengeluaran. Itu pun maksimal hanya 70 persen saja sedangkan 30 persen harus ditabung.
Pernah saya bicara dengan seorang sahabat. Dia tidak setuju dengan pendapat saya katanya untuk makan saja tidak cukup kok memikirkan menabung. Pemikiran ini benar tapi sekaligus salah jadi tergantung di mana hati. Kita itu “MAU”. Kalau mau maka semuanya bisa.
Kedua, anggaplah uang itu adalah pemberian Tuhan, sehingga seberapa besar pun kita terima kita harus mempertanggung jawabkan kepada yang memberi, dengan hati yang tulus dan penuh syukur. Terima kasih maka saya yakin uang ini tidak akan menguasai kehidupan kita.
Ketiga, jangan lupa sebagian uang kita adalah milik orang miskin, bukan seratus persen milik kita. Pandanglah ke bawah, berapa banyak manusia yang kurang beruntung. Pantaskah kita memakai hak mereka untuk kepentingan kita secara tidak wajar. Pemikiran ini sekaligus akan menghantar kita ke kehidupan penuh damai sejahtera.
Terakhir, suka atau tidak suka, kita harus menjadikan uang adalah sumber kebahagiaan, damai dan sejahtera, dan sumber pemersatu keluarga. Kalau uang menjadi pemecah keluarga, perebutan harta, dan kebencian maka haruslah kita hindari, sehingga uang akan berubah menjadi alat tukar bukan secara jasmaniah saja tetapi sekaligus alat tukar rohaniah.

1 komentar:

  1. "Money...."
    Kalau mendengar kata uang pasti mata kita langsung ijo :D

    Kalau ada yang bilang, "uang bukan segalanya" bisa di bilang itu orang bohong banget.hehehe...

    Kenapa tidak? Kalau di pikir pake logika "UANG" itu adalah segalanya, karena tanpa uang kita tidak mungkin bisa hidup. Di dunia semua memakai uang, tanpa uang kita bukan apa-apa.

    Seperti artikel diatas tertulis "Uang bisa buat susah bisa buat senang. Uang bisa buat selamat bisa buat celaka", uang memang penting tapi bukan berarti uang itu prioritas dalam hidup kita. Tetap yang priorotas adalah Tuhan, jadi jangan sampai menjadi "Hamba Uang"

    BalasHapus